TEMPO.CO, Washington - Presiden Donald Trump dikritik karena memutuskan tidak mengunjungi Zona Demiliterisasi atau DMZ di semenanjung Korea saat mengunjungi Korea Selatan minggu depan. Zona ini merupakan area yang memisahkan perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara.
Selain ketegangan dengan Korea Utara yang meningkat, alasan pembatalan ini terkait kendala waktu.
Baca: Trump Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual, Ini Kata Gedung Putih
Pejabat itu kemudian mengatakan keputusan Trump untuk tidak mengunjungi DMZ sangat klise.
"Kepala Pentagon, Jim Mattis baru saja ke DMZ pekan lalu, Wakil Presiden Pence juga di sana awal tahun ini," kata pejabat ini. "Ini sedikit klise, terus terang saja."
Trump akan meninggalkan Amerika Serikat pada Jumat, 3 November 2017 untuk memulai tur 5 negara Asia ditengah perhatian dunia pada program nuklir dan rudal Korea Utara. Dia hanya akan mengunjungi Kamp Humphreys, yang berada di selatan Seoul dan jauh dari DMZ.
DMZ, perbatasan yang memisahkan pasukan Korea Utara dan Selatan, merupakan pemberhentian umum bagi presiden dan pejabat tinggi Amerika Serikat yang berkunjung ke Korea untuk melihat salah satu titik perbatasan yang paling berbahaya di dunia.
Berlawanan dengan apa namanya, DMZ adalah jalur tanah yang banyak dipasangi pagar listrik, ladang ranjau dan rintangan anti-tank.
Sejak Ronald Reagan berkunjung pada 1983, hanya George HW Bush yang tidak melakukan perjalanan ke perbatasan yang selalu tegang.
Perjalanan 12 hari Trump mengelilingi Asia untuk pertama kalinya sebagai Presiden, adalah kunjungan kepresidenan AS terpanjang sejak 1991.
Trump akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping pada 8 November dan akan membahas kerjasama yang lebih erat dengan Beijing dalam menangani krisis terkait program nuklir Korea Utara.
Setelah kunjungan ke Tokyo, Seoul dan Beijing, Trump akan pergi ke Vietnam dan Filipina untuk mengikuti pertemuan puncak regional.
SOUTH CHINA MORNING POST